COVID-19 membawa tantangan yang tak terduga memaksa dunia untuk beradaptasi dengan cara hidup yang baru. Pembatasan sosial, karantina, dan ketidakpastian menciptakan perasaan isolasi dan kecemasan bagi banyak orang. Namun, di tengah kekacauan itu, sistem dukungan yang ada membantu saya, dan banyak orang lainnya, untuk melewati masa-masa sulit ini. Jika saya menengok kembali, dukungan yang saya terima selama pandemi tidak hanya membantu saya bertahan, tetapi juga mengubah cara pandang saya terhadap komunitas, perawatan diri, dan kesehatan mental.
Pada awal pandemi, saya merasa sangat tertekan oleh perasaan kehilangan. Semua yang saya anggap biasa—pekerjaan, pertemuan sosial, dan rutinitas harian—tiba-tiba terhenti. Dunia terasa seperti terhenti, dan dengan itu, rasa normalitas saya hilang begitu saja. Saya merasa cemas dan tertekan, tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Saya sering merasa frustasi dan kesulitan untuk fokus, seolah terjebak dalam lingkaran ketidakpastian dan ketakutan.
Pada masa-masa sulit tersebut, saya menyadari betapa pentingnya mencari dukungan. Pada awalnya, saya tidak tahu harus ke mana, tetapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa berbagai sumber daya yang tersedia bagi saya—baik dari sisi profesional maupun pribadi—ternyata sangat berarti. Titik terang pertama datang ketika perusahaan tempat saya bekerja mulai mengadakan program kesejahteraan secara virtual. Melalui pertemuan rutin, sesi manajemen stres, dan check-in tim secara daring, saya merasakan rasa keterhubungan yang tak terduga. Meskipun kami berjauhan secara fisik, komunikasi yang teratur dengan rekan-rekan kerja dan manajer membuat saya merasa lebih didukung dan lebih sedikit merasa terisolasi.
Selain itu, ketersediaan layanan kesehatan mental selama pandemi menjadi salah satu perubahan terbesar. Banyak organisasi dan platform daring yang memberikan akses lebih mudah untuk terapi dan konseling. Saya memutuskan untuk memanfaatkan layanan terapi daring, yang menjadi penyelamat bagi saya. Berbicara dengan seorang profesional membantu saya untuk memproses emosi dan lebih memahami tantangan yang saya hadapi. Terapis tidak hanya mendengarkan, tetapi juga memberikan strategi dan alat praktis yang membantu saya mendapatkan kembali kendali. Saya belajar bahwa tidak apa-apa untuk tidak memiliki semua jawaban dan bahwa penting untuk mengambil langkah kecil menuju pemulihan.
Program bantuan keuangan dari pemerintah juga memainkan peran penting dalam mengurangi stres terkait ketidakpastian pekerjaan. Mengetahui bahwa ada dukungan finansial yang tersedia membantu saya merasa lebih stabil, memberikan saya ruang untuk fokus pada kesejahteraan emosional. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa rasa takut terhadap ketidakstabilan ekonomi memungkinkan saya untuk lebih fokus pada pertumbuhan pribadi selama pandemi.
Namun, mungkin dampak terbesar dari dukungan COVID datang dari rasa kebersamaan yang tumbuh selama masa ini. Meskipun hubungan fisik terbatas, komunitas daring berkembang pesat. Platform media sosial, grup daring, dan pertemuan virtual menciptakan ruang di mana orang-orang saling berbagi pengalaman, memberikan saran, dan memberi dukungan. Saya bergabung dengan grup dukungan daring di mana orang-orang berbagi tentang tantangan kesehatan mental dan cara-cara kreatif untuk tetap aktif dan terhubung. Grup-grup ini membantu saya menyadari bahwa saya tidak sendirian, dan banyak orang lain merasakan hal yang sama.
Pandemi mengajarkan saya banyak hal tentang pentingnya mencari bantuan dan menerima dukungan. Saya belajar bahwa tidak ada yang perlu melewati masa sulit sendirian, dan meminta bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan. Pengalaman ini juga mengubah cara pandang saya terhadap perawatan diri; itu bukan hanya tentang beristirahat atau berlatih mindfulness, tetapi juga tentang secara proaktif mencari sumber daya dan dukungan yang memungkinkan kita berkembang.
Saat hidup perlahan kembali ke normal yang baru, saya membawa pelajaran yang saya peroleh dari dukungan yang saya terima selama pandemi. Perjalanan ini tidak mudah, tetapi mengubah cara saya memandang ketahanan, kasih sayang, dan pentingnya hubungan manusia di dunia yang terus berubah ini.